Pages - Menu

Sabtu, 06 April 2013

PEMBENTUKAN ORGAN TUBUH (ORGANOGENESIS)


Video 1. Keseluruhan Organogenesis Berdasarkan Pengamatan Ilmuwan

Organogenesis disebut juga morphogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal dari  tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih dahulu pada tahap gastrulasi.
Masing- masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu bumbung atau tabung yang  akan berkembang menjadi sistem organ tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
Organogenesis atau morfogenesis merupakan suatu proses pertumbuhan embrio yang masih memiliki bentuk primitif yang akan tumbuh menjadi bentuk definitif dan memiliki bentuk dan rupa yang spesifik menurut spesies. Pada tahap organogenesis ini terdapat dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan pertumbuhan akhir.
Pada periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan diferensiasi bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode ini sudah terdapat bentukan ayam. Pada organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Pada aves tidak begitu terlihat jelas batas kedua periode. 
Untuk mengetahui organogenesis pada aves, maka digunakan embrio  ayam untuk mengamati pembentukan macam-macam organ. Selama proses organogenesis  berbagai daerah pada tiga lapisan germinal berkembang menjadi rudimen dari organ-organ. Tiga jenis perubahan morfogenetik yaitu pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel-sel adalah bukti pertama pembentukan organ.
Embrio ayam yang dieramkan selama 5-8 hari juga dianggap oleh beberapa ahli sebagai tingkat berudu. Pada jam-jam tertentu dapat ditentukan organ apa saja yang telah terbentuk. Diantaranya usia 19 jam telah terbentuk somit, 24-96 jam telah terbentuk usus atau saluran pencernaan, 33-72 jam telah terbentuk otak, 96 jam telah terbentuk sistem urogential dan seterusnya.

Organogenesis pada Germ layer
                Organogenesis mencakup organisasi sel-sel menjadi berbagai lapisan dan kelompok yang akan membentuk struktur-struktur tubuh. Mencakup pula pembelahan sel dan gerak sebenarnya dari sel-sel tersebut dari suatu tempat ke tempat lain pada embrio. Ektoderm , germ layer ectoderm akan menumbuhkan kulit, rambut, kuku, seluruh system saraf termasuk sel reseptor, medulla adrenal (Kimball, 1996).
Kelenjar-kelenjar kulit yaitu kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, dan kelenjar air mata, lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba, stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra kecap, proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam. Endoderm, germ layer endoderm akan menumbuhkan lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum, kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum, lapisan epitel paru, kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis), lapisan epitel vagina, uretra, vesica urinaria dan kelenjar-kelenjarnya (Yatim, 1994).
Mesoderm, germ layer mesoderm akan menumbuhkan otot, darah dan pembuluh darah, jaringan konektif termasuk tulang, ginjal, ureter, testis, ovari, oviduk, uterus, mesenteri, dan system limfatik (Kimball,1996).
        
Tabel 1  Turunan Ketiga Lapisan Germinal Embrio pada Vertebrata
LAPISAN GERMINAL
ORGAN DAN JARINGAN PADA HEWAN DEWASA
Ektoderm
Epidermis kulit dan turunannya ,misalnya, kelenjar kulit, kuku, lapisan epitelium mulut dan rektum; reseptor indra pada epidermis; kornea dan lensa mata; sistem saraf; medula adrenal; enamel gigi; epitelium kelenjar pituitari.
Endoderm
Epitelium yang melapisi saluran pencernaan (kecuali mulut dan rektum); epitelium yang melapisi sitem respirasi; hati; pankreas; tiroid; paratiroid; timus; lapisan uretra, kandung kemih, dan sistem reproduksi.
Mesoderm
Notokord; sistem rangka; sistem otot; sistem sirkulasi dan limfatik; sistem ekskresi; sistem reproduksi (kecuali sel germinal yang sudah berdiferensiasi selama pembelahan); dermis kulit; lapisan rongga tubuh; korteks adrenal.

                        Proses Organogenesis
                        Proses yang terjadi dalam organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi embrio bentuk primitif berupa Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi, evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbungnya. 
Pertumbuhan yang tidak merata pada berbagai daerah bumbung, perpindahan sel-sel dari satu bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung, pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai macam jaringan yang berasal dari berbagai bumbung, pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya, dan penyelesaian bentuk luar (morfologi) embrio secara terperinci, halus dan individual (Yatim, 1994).
Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam organogenesis yaitu :
1. Setiap embrio mengalami organogenesis dengan menempuh tahap – tahap embriogenesis yang dimiliki leluhur secar evolusi.
2. Ada bagian dari tubuh embrio yang pada suatu ketika berkembang, lalu susut, dan hilang atau berubah letak dan peranan dibandingkan dnegan asal usul, sebaliknya da sebagian yang pada asal usul susut dan tak berperan tapi kemudian berkembang (Yatim, 1999 ).

Perkembangan Membran Ekstra Embrionik pada Embrio Ayam
Masing-masing dari empat membran utama (amnion, korion, alantois, dan kantung kuning telur) yang menyokonh embrio merupakan lembaran sel-sel yang berkembang dari lembaran epitelium yang berada di sisi luar proper embrio. Kantung kuning telur meluas di atas permukaan massa kuning telur. Sel-sel kantung kuning telur akan mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang berkembang di dalam mebran itu akan membawa nutrien ke dalam embrio. Lipatan lateral jaringan ektraembrionik menjulur di atas bagian atas embrio itu dan menyatu untuk membentuk dua membran tambahan , yaitu amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan ekstraembrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam kantung yang penuh cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan, dan bersama-sama dengan korion menyediakan bantalan bagi embrio agar terlidung dari setiap guncangan mekanis. Membran keempat yaitu alantois, berasal dari pelipatan keluar perut belakang embrio. Alantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom ekstraembrionik. Alantois berfungsi sebagai kantung pembuangan untuk asam urat, yaitu limbah bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara alantois terus mengembang, alantois menekan korion ke membran vitelin, yaitu lapisan dalam cangkang sel telur. Bersama-sama, alantois dan korion membentuk organ respirasi yang melayani embrio. Pembuluh darah yang terbentuk dalam epitelium alantois mengangkut oksigen ke embrio ayam itu. Membran ekstraembrionik burung dan reptilia merupakan adaptasi yang berkaitan dengan permasalahan khusus perkembangan di darat(Campbell,2004).

Pembentukan organ dari masing-masing lapisan embrio ayam dapat diamati pada embrio umur sebagai berikut:
Lapisan Lembaga
Organ
Umur Embrio Ayam
Ektodermal neural
Otak
33-72 jam
Ektodermal somatik
Mata
Hidung
Telinga
33-72 jam
48-72 jam
48-72 jam
Endoderm
Usus/saluran pencernaan
Hati
Paru-paru
24-96 jam
72-96 jam
72 jam
Mesoderm
Jantung
Pembuluh darah
Sistem urogenital
25-29 jam
24-72 jam
96 jam

Embrio ayam umur 18 jam






Embrio ayam umur 24 jam






Embrio ayam umur 48 jam




Embrio ayam umur 55 jam

Embrio ayam umur 72 jam




Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito: Bandung

2 komentar: