Video 1. Keseluruhan Organogenesis Berdasarkan Pengamatan Ilmuwan
Organogenesis
disebut juga morphogenesis adalah suatu proses pembentukan organ yang berasal
dari tiga lapisan germinal embrio yang telah terbentuk terlebih
dahulu pada tahap gastrulasi.
Masing-
masing lapisan yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm akan membentuk suatu
bumbung atau tabung yang akan berkembang menjadi sistem organ
tertentu yang berbeda namun berkaitan satu dengan yang lain.
Organogenesis
atau morfogenesis merupakan suatu proses pertumbuhan embrio yang masih memiliki
bentuk primitif yang akan tumbuh menjadi bentuk definitif dan memiliki bentuk
dan rupa yang spesifik menurut spesies. Pada tahap organogenesis ini terdapat
dua periode, yaitu periode pertumbuhan antara dan pertumbuhan
akhir.
Pada
periode pertumbuhan antara atau transisi terjadi transformasi dan diferensiasi
bagian-bagian tubuh embrio dari bentuk primitif sehingga menjadi bentuk
definitif. Pada periode ini embrio akan memiliki
bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode ini sudah terdapat bentukan ayam.
Pada
organogenesis juga terjadi tahap pertumbuhan akhir embrio yaitu penyelesaian
secara halus bentuk definitif menjadi ciri suatu individu. Pada aves tidak
begitu terlihat jelas batas kedua periode.
Untuk
mengetahui organogenesis pada aves, maka digunakan embrio ayam untuk
mengamati pembentukan macam-macam organ. Selama proses
organogenesis berbagai daerah pada tiga lapisan germinal berkembang
menjadi rudimen dari organ-organ. Tiga jenis perubahan morfogenetik yaitu
pelipatan, pemisahan, dan pengelompokan padat (kondensasi) sel-sel adalah bukti
pertama pembentukan organ.
Embrio
ayam yang dieramkan selama 5-8 hari juga dianggap oleh beberapa ahli sebagai
tingkat berudu. Pada jam-jam tertentu dapat ditentukan organ apa saja yang
telah terbentuk. Diantaranya usia 19 jam telah terbentuk somit, 24-96 jam telah
terbentuk usus atau saluran pencernaan, 33-72 jam telah terbentuk otak, 96 jam
telah terbentuk sistem urogential dan seterusnya.
Organogenesis pada Germ
layer
Organogenesis
mencakup organisasi sel-sel menjadi berbagai lapisan dan kelompok yang akan
membentuk struktur-struktur tubuh. Mencakup pula pembelahan sel dan gerak
sebenarnya dari sel-sel tersebut dari suatu tempat ke tempat lain pada embrio.
Ektoderm , germ layer ectoderm akan menumbuhkan kulit, rambut, kuku, seluruh
system saraf termasuk sel reseptor, medulla adrenal (Kimball, 1996).
Kelenjar-kelenjar
kulit yaitu kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar
lendir, dan kelenjar air mata, lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan
indra raba, stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan
enamel (email) gigi, kelenjar ludah dan indra kecap, proctodeum, menumbuhkan
dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam. Endoderm, germ layer
endoderm akan menumbuhkan lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak
pharynx sampai rectum, kelenjar-kelenjar pencernaan hepar, pancreas, serta
kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum,
lapisan epitel paru, kloaka yang menjadi muara ketiga saluran: pembuangan
(ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus genitalis), lapisan epitel
vagina, uretra, vesica urinaria dan kelenjar-kelenjarnya (Yatim, 1994).
Mesoderm,
germ layer mesoderm akan menumbuhkan otot, darah dan pembuluh darah, jaringan
konektif termasuk tulang, ginjal, ureter, testis, ovari, oviduk, uterus,
mesenteri, dan system limfatik (Kimball,1996).
Tabel 1 Turunan Ketiga Lapisan
Germinal Embrio pada Vertebrata
LAPISAN GERMINAL
|
ORGAN DAN JARINGAN PADA
HEWAN DEWASA
|
Ektoderm
|
Epidermis kulit dan
turunannya ,misalnya, kelenjar kulit, kuku, lapisan epitelium mulut dan
rektum; reseptor indra pada epidermis; kornea dan lensa mata; sistem saraf;
medula adrenal; enamel gigi; epitelium kelenjar pituitari.
|
Endoderm
|
Epitelium yang melapisi
saluran pencernaan (kecuali mulut dan rektum); epitelium yang melapisi sitem
respirasi; hati; pankreas; tiroid; paratiroid; timus; lapisan uretra, kandung
kemih, dan sistem reproduksi.
|
Mesoderm
|
Notokord; sistem rangka;
sistem otot; sistem sirkulasi dan limfatik; sistem ekskresi; sistem
reproduksi (kecuali sel germinal yang sudah berdiferensiasi selama
pembelahan); dermis kulit; lapisan rongga tubuh; korteks adrenal.
|
Proses
Organogenesis
Proses yang terjadi dalam
organogenesis meliputi transformasi dan diferensiasi embrio bentuk primitif
berupa Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada
tubulasi, evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbungnya.
Pertumbuhan
yang tidak merata pada berbagai daerah bumbung, perpindahan sel-sel dari satu
bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung, pertumbuhan
alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai
macam jaringan yang berasal dari berbagai bumbung, pengorganisasian alat-alat
menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem urogenitalia,
dan seterusnya, dan penyelesaian bentuk luar (morfologi) embrio secara
terperinci, halus dan individual (Yatim, 1994).
Ada
dua hal yang perlu diperhatikan dalam organogenesis yaitu :
1. Setiap embrio mengalami
organogenesis dengan menempuh tahap – tahap embriogenesis yang dimiliki leluhur
secar evolusi.
2. Ada bagian dari tubuh
embrio yang pada suatu ketika berkembang, lalu susut, dan hilang atau berubah
letak dan peranan dibandingkan dnegan asal usul, sebaliknya da sebagian yang
pada asal usul susut dan tak berperan tapi kemudian berkembang (Yatim, 1999 ).
Perkembangan Membran Ekstra
Embrionik pada Embrio Ayam
Masing-masing
dari empat membran utama (amnion, korion, alantois, dan kantung kuning telur)
yang menyokonh embrio merupakan lembaran sel-sel yang berkembang dari lembaran
epitelium yang berada di sisi luar proper embrio. Kantung kuning telur meluas
di atas permukaan massa kuning telur. Sel-sel kantung kuning telur akan
mencerna kuning telur, dan pembuluh darah yang berkembang di dalam mebran itu
akan membawa nutrien ke dalam embrio. Lipatan lateral jaringan ektraembrionik
menjulur di atas bagian atas embrio itu dan menyatu untuk membentuk dua membran
tambahan , yaitu amnion dan korion, yang dipisahkan oleh perluasan
ekstraembrionik selom. Amnion membungkus embrio dalam kantung yang penuh
cairan, yang melindungi embrio dari kekeringan, dan bersama-sama dengan korion
menyediakan bantalan bagi embrio agar terlidung dari setiap guncangan mekanis.
Membran keempat yaitu alantois, berasal dari pelipatan keluar perut belakang
embrio. Alantois adalah kantung yang memanjang ke dalam selom ekstraembrionik.
Alantois berfungsi sebagai kantung pembuangan untuk asam urat, yaitu limbah
bernitrogen yang tidak larut dari embrio. Sementara alantois terus mengembang,
alantois menekan korion ke membran vitelin, yaitu lapisan dalam cangkang sel
telur. Bersama-sama, alantois dan korion membentuk organ respirasi yang
melayani embrio. Pembuluh darah yang terbentuk dalam epitelium alantois
mengangkut oksigen ke embrio ayam itu. Membran ekstraembrionik burung dan
reptilia merupakan adaptasi yang berkaitan dengan permasalahan khusus
perkembangan di darat(Campbell,2004).
Pembentukan organ dari masing-masing lapisan
embrio ayam dapat diamati pada embrio umur sebagai berikut:
Lapisan Lembaga
|
Organ
|
Umur Embrio Ayam
|
Ektodermal neural
|
Otak
|
33-72 jam
|
Ektodermal somatik
|
Mata
Hidung
Telinga
|
33-72 jam
48-72 jam
48-72 jam
|
Endoderm
|
Usus/saluran pencernaan
Hati
Paru-paru
|
24-96 jam
72-96 jam
72 jam
|
Mesoderm
|
Jantung
Pembuluh darah
Sistem urogenital
|
25-29 jam
24-72 jam
96 jam
|
Embrio ayam umur 55 jam
Embrio ayam umur 72 jam
Campbell, N.A. 2004. Biologi Jilid
3. Erlangga: Jakarta.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi
dan Embriologi. Tarsito: Bandung
Izin share ya gan :)
BalasHapusizin share
BalasHapus